Main Article Content

Mohamad Shohibuddin
Eko Cahyono
Habiburrachman
Fajar Ahsani
Gayatri Kusumastuti

Abstract

Tulisan ini mengkaji pelaksanaan devolusi sumber daya alam sebagai sebuah proses yang tidak netral, sebaliknya sangat dikontestasikan dan bersifat politis. Penetapan skema tertentu dalam kebijakan Perhutanan Sosial secara jelas menggambarkan kontestasi semacam ini. Hal ini diperlihatkan melalui penetapan skema Hutan Kemasyarakatan (HKm) pada sebuah komunitas adat di pinggir hutan Egon Ilinmedo di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Mengadopsi perspektif Sosiologi Pengetahuan, tulisan ini berargumen bahwa penetapan skema HKm ini adalah fenomena kebijakan yang bersifat “tutup mata” (policy blindness), dalam pengertian ia mengabaikan dan, dengan begitu, mengingkari identitas sosial-budaya, sistem pengelolaan sumber daya alam, dan aspirasi komunitas adat bersangkutan. Hasil penelitian menemukan bahwa fenomena semacam ini mempunyai akar yang mendalam pada bias persepsi elite dan distorsi realitas oleh elite yang terjadi karena kombinasi beberapa faktor sebagai berikut: sejarah panjang kontestasi etnis di Kabupaten Sikka, pandangan dan perlakuan Gereja Katolik terhadap komunitas tradisional dan sistem sosial-ekologisnya, dan pandangan elite nasional yang cenderung alergi atau sebaliknya romantis terhadap keberadaan masyarakat hukum adat. Tulisan ini didasarkan pada hasil penelitian kualitatif yang dilakukan melalui studi literatur dan studi lapang selama Desember 2022-Maret 2023. Data lapangan dihimpun melalui metode observasi, wawancara mendalam dengan informan kunci, dan diskusi kelompok terfokus.

Article Details

How to Cite
Shohibuddin, M. ., Cahyono, E. ., Habiburrachman, Ahsani, F., & Kusumastuti, G. . (2023). KEBIJAKAN PERHUTANAN SOSIAL YANG “TUTUP MATA”? KASUS KOMUNITAS ADAT DI PINGGIR HUTAN EGON ILINMEDO, KABUPATEN SIKKA, NUSA TENGGARA TIMUR. Prosiding Konferensi Nasional Sosiologi (PKNS), 1(2), 400–407. Retrieved from https://www.pkns.portalapssi.id/index.php/pkns/article/view/132
References
Adiwibowo, Soeryo, Mohamad Shohibuddin dan Hariadi Kartodihardjo. 2013. Kontestasi Devolusi: Ekologi Politik Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat, di dalam Hariadi Kartodihardjo (Peny.), Kembali Ke Jalan Lurus: Kritik Penggunaan Ilmu dan Praktek Kehutanan Indonesia. Yogyakarta dan Bogor; Nailil Printika dan FORCI.

Hery, Alfonsus. 2017. Pemetaan Partisipatif Sebagai Alat Perencanaan dan Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM), di dalam Menegaskan Pengakuan Kedaulatan Rakyat atas Ruang Refleksi Gerakan Pemetaan Partisipatif di Indonesia Saat Ini. Bogor; Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif.

Holtzappel, Coen dan Pieter Drooglever, (Peny.). 2008. Professional Blindness and Missing the Mark: The Historical Analysis of Four Major Crises During the First Two Decades of the Republic of Indonesia. Amsterdam; Rozenberg Quarterly.

Jauhari, Andi, Aloysius Tao, Gladi Hardiyanto. 2015. Hutan Kemasyarakatan Sikka: Mengenang Kegetiran Masa Lalu, Menatap Harapan Masa Depan, di dalam Nur R. Fajar dan Gladi Hardiyanto, (Peny.). Hutan untuk Kesejahteraan: Cerita dari Lapangan. Jakarta; Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). 2017. Panduan Pengajuan Perhutanan Sosial. Diakses pada 28 Juni 2023 dari tautan: https://jkpp.org/panduan-pengajuan-perhutanan-sosial.

Kusumawardhani, Karina Larasati. 2020. Healing Old Wound of Mass Violence: The Resurgence of Local Tradition as Reconciliation Efforts in East Nusa Tenggara. The Hague; MA Research Paper, International Institute of Social Studies.

Lewis, E. Douglas. 1998. People of the Source: The Social and Ceremonial Order of Tana Ai Wai Brama on Flores. Dordrecht; Foris Publications.

Mado, Fransiskus dan Apriadi Gunawan. 2022. Kisah dari Natarmage: Tanah dan Perjuangan Kami”, di dalam Kisah dari Kampung. Jakarta; Aliansi Masyarakat Adat Nusantara.

Moeliono, Moira, Indah Waty Bong dan Maria Brockhaus. 2017. Social Forestry - Why and for Whom? A Comparison of Policies in Vietnam and Indonesia.” (Forest and Society, Vol. 1 No.2;78-97).

Prior, John Mansford. 2011. The Silent Scream of a Silenced History: Part One: The Maumere Massacre of 1966. (Exchange, Vol. 40 No. 2;117-143).

Prior, John Mansford. 2015. Hukum Adat dan Hukum Positif Berseberangan: Mana Peran Teologi Kristen? Catatan dari Pulau Flores, di dalam Zakaria J. Ngelow dan Lady Paula R. Mandalika, eds. Teologi Tanah: Perspektif Kristen terhadap Ketidakadilan Sosio-ekologis di Indonesia. Makassar; Yayasan Oase INTIM.

Shohibuddin, Mohamad. 2019. Membedah Pengaturan atas Tanah Kolektif, Tanah Komunal dan Tanah Ulayat, di dalam Mohamad Shohibuddin, Ahmad Nashih Luthfi dan Westi Utami, eds. Meninjau Ulang Pengaturan Hak Adat. Yogyakarta dan Bogor; STPN Press dan Pusat Studi Agraria IPB.

Shohibuddin, Mohamad dan Soeryo Adiwibowo. 2018. Meninjau Ulang Pengelolaan Kolaboratif Sumber Daya Alam: Studi Kritis atas Kesepakatan Konservasi Berbasis Adat di Taman Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah, di dalam Gunawan Wiradi, Eko Cahyono, Ismatul Hakim, LR Wibowo dan KL Ginoga, eds. Reforma Agraria di Kehutanan: Ragam Masalah dan Tantangan, Edisi Revisi. Bogor; IPB Press.

van Klinken, Gerry. 2013. Murder in Maumere: Postcolonial Citizenship. Pidato Inaugurele Rede, University of Amsterdam, 2 Oktober 2013. Diakses pada 4 Juni 2022 dari tautan: https://pure.uva.nl/ws/files/2689240/166065_488121.pdf.

Wertheim, W. F. 2009. Elite versus Massa. Yogyakarta; Resist Book.

Author Biographies

Mohamad Shohibuddin, Institut Pertanian Bogor

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, IPB

Eko Cahyono, Institut Pertanian Bogor

Program Studi Sosiologi Pedesaan, Sekolah Pascasarjana, IPB (Institut Pertanian Bogor)

Habiburrachman, Sajogyo Institute (SAINS)

Sajogyo Institute (SAINS), Bogor, Jawa Barat

Fajar Ahsani, Sajogyo Institute (SAINS)

Sajogyo Institute (SAINS), Bogor, Jawa Barat

Gayatri Kusumastuti, Institut Pertanian Bogor

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, IPB